Jakarta, CNBC Indonesia – Memiliki umur yang panjang adalah impian hampir semua orang, terlebih jika memiliki banyak keinginan yang harus dicapai.
Meskipun umur adalah bagian dari rahasia Tuhan, tidak banyak juga orang yang menyadari bahwa salah satu faktor yang memengaruhi panjang umur manusia adalah gaya hidup atau aktivitas sehari-hari.
Terlalu sering menerapkan gaya hidup yang tidak sehat bisa berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka waktu yang panjang, bahkan bisa memengaruhi panjang umur seseorang.
Maka dari itu, penting bagi setiap individu untuk mengetahui apa saja kebiasaan yang bisa memicu umur pendek. Apa saja? Berikut rangkumannya.
1. Kurang atau Kelebihan Tidur
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidak mendapatkan jumlah jam tidur yang cukup akan memiliki umur yang lebih pendek atau lebih cepat meninggal.
Orang dewasa setidaknya harus tidur selama tujuh sampai delapan jam semalam. Menurut Harvard Medical School’s Healthy Sleep, manusia tidak boleh tidur kurang dari 5 jam dan lebih dari 9 jam.
Menurut para ahli, kurang tidur bisa melemahkan kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes. Secara tidak langsung, penyakit ini akan meningkatkan risiko kematian dini Anda.
Para ahli menyarankan agar setiap individu tidur di waktu yang sama setiap malam, serta menghindari minum alkohol atau menggunakan alat-alat elektronik tiga jam sebelum tidur.
2. Duduk terlalu lama
Menurut penelitian yang dipublikasikan British Medical Journal, duduk selama lebih dari tiga jam sehari dapat memperpendek usia manusia hingga dua tahun.
Sebab, duduk dapat meningkatkan risiko terkena kanker, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit lain yang bisa “mempersingkat” hidup seseorang.
Jika pekerjaan mengharuskan Anda untuk banyak duduk, luangkan waktu setiap 30 menit sekali untuk berdiri dan berjalan-jalan ringan, meskipun di dalam ruangan.
3.Mengonsumsi daging merah atau daging olahan secara berlebihan
Menurut Harvard Men’s Health Watch, menambahkan satu porsi daging merah atau daging olahan dalam menu makan harian dapat meningkatkan risiko kematian sekitar 13 persen.
Guna menghindari risiko tersebut, Anda bisa mengganti daging merah dengan bentuk protein lain, seperti ikan. Menurut ahli, mengonsumsi ikan dapat mengurangi tingkat kematian sebesar 7 persen.
Selain itu, unggas, seperti ayam dan kalkun juga diklaim akan mengurangi risiko kematian seseorang hingga 14 persen. Sementara itu, biji-bijian, seperti kacang-kacangan memberi meningkatkan peluang untuk memiliki umur panjang dengan pengurangan risiko kematian dini hingga 19 persen.
4. Tidak sarapan
Penelitian mengungkapkan bahwa orang yang melewatkan sarapan justru mengalami masalah dengan berat badan. Orang yang melewatkan sarapan biasanya akan makan lebih banyak kalori di siang hari dan berisiko mengalami obesitas.
Menurut American Heart Association, orang yang sarapan pagi lebih sehat secara keseluruhan karena memiliki kadar kolesterol yang lebih baik, kesehatan kardiovaskular yang lebih baik, dan tekanan darah yang lebih rendah daripada orang-orang yang sering melewatkan sarapan.
Satu penelitian kecil bahkan menemukan bahwa orang yang melewatkan sarapan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi, yakni sebesar 50 persen dibandingkan dengan mereka yang rutin sarapan.
5. Tidak bahagia & takut kematian
Stres dalam bentuk apapun ternyata mampu memperburuk kesehatan, khususnya jantung. Menurut Johns Hopkins Medicine, hampir semua emosi negatif yang berkepanjangan, seperti kemarahan, dendam, hingga kesedihan akan menyebabkan beberapa masalah pada tubuh manusia.
Ketika Anda mengalami emosi negatif, tekanan darah Anda naik, detak jantung Anda melonjak, dan tubuh Anda melepaskan hormon stres kortisol. Perlu diketahui, kortisol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.Tak hanya itu, orang yang terlalu khawatir atau takut kematian ternyata bisa membuat seseorang “lebih dekat pada kematian” tersbut. Ada banyak hal yang merenggut nyawa manusia, seperti serangan teroris, kanker, bencana alam, virus, dan lainnya.
Terlalu paranoid dengan kematian bisa membuat seseorang terus merasa cemas dan pada akhirnya membunuh secara perlahan.
6. Melakukan peregangan leher
Membunyikan atau melakukan peregangan leher mungkin menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh banyak orang untuk mendapatkan relaksasi. Namun, jika dilakukan terlalu sering dan tanpa tahu cara yang tepat dapat menyebabkan masalah serius, termasuk stroke.
Menurut studi kasus yang dikutip Science Alert pada 2019, seorang laki-laki berusia 28 tahun mengalami leher terjepit dan kemudian mengalami stroke berat. Tindakan meregangkan leher ternyata dapat merobek arteri sehingga menyebabkan pembekuan darah dan stroke.
7. Boros dan banyak utang
Tidak bijak dalam menggunakan dan mengelola uang bisa berakibat memiliki masalah keuangan. Ternyata, hal ini dapat memicu penyakit kardiovaskular.
Sebuah studi pada 2014 yang dipublikasikan di BMC Public Health menemukan bahwa orang tua yang hidup dari gaji ke gaji tanpa memiliki dana berlebih untuk keadaan darurat memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit kardiovaskular.
Orang yang lebih berhati-hati dengan keuangan cenderung tidak menderita tekanan keuangan yang benar-benar dapat merusak hati Anda.
8. Tidak suka makan pedas
Jika Anda selalu menghindari makanan pedas, Anda mungkin kehilangan kesempatan untuk hidup lebih lama.
Menurut Harvard Health, orang yang suka makanan pedas setiap hari memiliki peluang kematian 14 persen lebih rendah daripada orang yang makan makanan pedas hanya seminggu sekali.
Tidak hanya mengurangi resiko angka kematian, mengonsumsi makanan pedas juga dapat menurunkan resiko beberapa jenis penyakit, seperti kanker, penyakit jantung iskemik, dan gangguan pernapasan.
Selain frekuensi konsumsi makanan pedas, sumber dan jenis makanan pedas yang dikonsumsi juga menjadi faktor penentu. Orang yang mengkonsumsi cabai segar memiliki resiko terkena kanker, penyakit jantung, dan diabetes yang lebih rendah dibandingkan orang yang mengkonsumsi cabai yang telah dikeringkan.
Meskipun demikian, studi ini hanya bersifat observasi dan “masih terlalu cepat” untuk menentukan apakah memang ada hubungan antara makanan pedas dan angka kematian yang rendah.
9. Tidak suka bersosialisasi
Para ahli mengungkapkan bahwa kurang bersosialisasi dan cenderung lebih sering mengasingkan diri memiliki dampak yang sama berbahayanya dengan kebiasaan merokok atau minum alkohol terhadap kesehatan. Kurang bersosialisasi diklaim dapat meningkatkan kecenderungan orang berusia pendek hingga 50 persen.
Tidak hanya itu, kurangnya paparan sinar matahari juga dapat mengganggu siklus tidur sehingga risiko mengalami kematian dini meningkat. https://jusnarte.com/