]Jakarta, CNBC Indonesia – Gelaran debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) telah usai semalam, Minggu (4/2/2023). Debat kali ini membahas topik baru yang panas dibahas oleh para pasangan calon.
Setidaknya ada lima isu baru di debat pilpres yang dibahas yakni hilirisasi, pajak terutama soal tax ratio dan isu pajak lainnya, IKN, transisi energi termasuk soal nikel, perempuan dan stunting, serta soal ancaman teknologi.
1. Hilirisasi
Hilirisasi menjadi topik panas saat debat, para pasangan calon meiliki pandangan berbeda soal hilirisasi.
Ada yang mendukung penuh dan akan melanjutkan, namun ada juga yang menyebut bahwa hilirisasi saat ini ‘ugal-ugalan’.
Pembahasan ini makin panas karena kondisi harga nikel dunia yang anjlok dan menyentuh harga terendah sejak tiga tahun lalu dan Indonesia disebut sebagai ‘biang kerok’ karena menyebabkan oversupply nikel dunia.
Untuk nikel, pengaruh Indonesia terhadap akan semakin besar seiring dengan pertumbuhan produksi nikel olahan dan pembangunan smelter.
Pabrik HPAL baru di Indonesia yang menghasilkan campuran endapan hidroksida (MHP) juga terus meningkatkan produksinya, dan konversi NPI menjadi nikel matte pun semakin meningkat.
Pertumbuhan smelter di Indonesia yang akan terus meningkat pada tahun tahun mendatang pun akan membuat peran Indonesia terhadap kebutuhan nikel olahan makin besar.
2. Tax Ratio
Isu tax ratio menjadi perdebatan panas dalam debat paslon. Tepatnya pada debat calon wakil presiden, Jumat (22/12/2023). Target tax ratio salah satu pasangan dinilai terlalu ambisius dan tak masuk akal.
Tax ratio sendiri merujuk pada perbandingan antara penerimaan pajak terhadap nilai produk domestik bruto (PDB).
Merujuk data BPS, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp19.588,4 triliun pada 2022. Sementara itu, data Kementerian Keuangan menyebut tax ratio pada 2022 hanya 10,4% dari PDB dan angkanya turun sekitar 9,6% pada 2023.
Artinya, jika ingin menggenjot tax ratio menjadi 13% saja maka penerimaan pajak harus naik 3% dari tax ratio yang sekarang sekitar 10% dengan menghitung nilai PDB 2022. Dengan menghitung keduanya maka pendapatan pajak harus bertambah sekitar Rp 587,6 triliun.
Angkanya semakin fantastis jika melihat target 23%. Untuk mencapai tax ratio sebesar itu maka pendapatan pajak harus ditambah Rp 2.546 triliun.
3. Pembangunan IKN
Proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi salah satu isu panas dalam debat calon wakil presiden (cawapres) 2024 pada Jumat (22/12/2023). Ketiga cawapres saling serang saat membahas mega proyek bernilai ratusan triliun rupiah tersebut.
Yang menjadi sorotan tajam pada debat kali ini adalah soal anggaran untuk membangun IKN. Ada anggapan bahwa anggaran IKN akan membuat boros anggaran Indonesia.
Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Juri Ardiantoro, Juni 2021, menjelaskan proyek pembangunan IKN diperkirakan menghabiskan anggaran Rp 466 triliun.
Dari total anggaran tersebut, sebesar Rp 89,4 triliun atau sekitar 19,2% akan disumbang APBN. Sebesar RP 123,2 triliun oleh BUMN atau 26,4%, dan sisanya sekitar Rp 253,4 triliun atau 55% oleh Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
4. Transisi Energi: Soal Nikel vs LFP Hingga Greenflation
Antara Nikel atau LFP sebagai bahan baku kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) menjadi pembicaraan hangat setelah dibahas dalam debat calon wakil presiden (cawapres) pada Minggu (21/1/2024).
Perbincangan soal LFP menjadi panas setelah Gibran mengungkitnya ke permukaan. Semula, cawapres Gibran menanyakan mengenai pandangan Cak Imin mengenai pemanfaatan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai kendaraan listrik. Sebab, Timnas AMIN yakni Thomas Lembong selama ini terus menggaungkan penggunaan baterai berbasis lithium iron phosphate (LFP) untuk kendaraan listrik tanpa nikel.
Selain soal LFP, Greenflation juga menjadi pembahasan baru terkemuka pada ajang debat pilpres 2024.
Pembahasan greenflation menjadi hal menarik perhatian publik setelah Gibran menanyakan kepada Mahfud MD bagaimana cara mengatasi greenflation.
Sebagai catatan, greenflation merupakan istilah yang menggambarkan naiknya harga barang-barang ramah lingkungan akibat tingginya permintaan terhadap bahan bakunya, namun pasokannya tak mencukupi. Sehingga terjadi inflasi imbas dari transisi energi itu.
5. Isu Kekerasan Perempuan, Keselamatan Ibu Hamil, dan Stunting
Topik baru yang dibahas pada perhelatan debat pilpres 2024 adalah soal stunting dan perempuan.
Melansir dari buku saku Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dilaporkan Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi stunting di Indonesia tiap tahunnya terus menyusut, tetapi masih jauh jika membandingkan dengan target RPJM Nasional 2020-2024.
Berdasarkan data di atas, menghitung selisih penyusutan tiap tahun pelaporan prevalensi berkisar direntang 2% – 3%. Maka dari itu jika ingin mencapai target angka stunting di 14% pada 2024 mendatang, SSGI memproyeksi paling tidak di 2023 harus bisa mencapai prevalensi stunting sebesar 17,8%.
Persoalan stunting ini bukanlah masalah sepele, kerugian negara akibat ini bisa ratusan triliun. Berdasarkan hasil riset Bank Dunia menggambarkan kerugian akibat stunting mencapai 3 – 11% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).
Kemudian juga ada pembahasan soal angka kematian ibu saat melahirkan. Indonesia menduduki posisi ketiga dengan angka kematian ibu saat melahirkan tertinggi di Asia Tenggara atau ASEAN, yakni mencapai 173 kasus.
Ada lagi isu kekerasan perempuan yang menjadi pembahasan, di mana semakin tahun berada dalam tren naik.
Mengutip Komnas Perempuan berdasarkan data Badan Peradilan Agama , dalam delapan tahun terakhir ada 2,9 juta kasus kekerasan terhadap perempuan.
6. Tekonologi
Teknologi menjadi isu terbaru yang didebatkan olah ketiga pasangan calon, terutama tentang keamanan dalam debat capres pada Minggu (7/1/2024).
Diketahui, menurut data Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi (ID-SIRTII/CC) dalam laporan Agustus 2023, Indonesia menjadi urutan pertama dari lima negara dengan jumlah anomali trafik atau serangan siber tertinggi.
Adapun, menurut data Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi (ID-SIRTII/CC) dalam laporan Agustus 2023, terdapat beberapa sebaran jenis dugaan indikasi insiden keamanan siber.
Kemudian, telah ditemukan sebanyak 290.556 temuan data dakrnet exposure dari 431 instansi terdampak. Darknet exposure merupakan kondisi ketika terdapat data atau informasi kredensial akun pada suatu instansi tertentu yang terekspos di darknet. https://jusnarte.com/