Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah berupaya menahan laju penurunan produksi minyak di Lapangan Banyu Urip Blok Cepu. Pasalnya produksi Blok Cepu saat ini berkisar di level 140 ribu-an barel per hari (bph).
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Blok Cepu merupakan lapangan minyak yang memiliki tingkat produksi tertinggi di Indonesia. Ambil contoh tahun 2019 hingga 2020. Produksi minyak dari Blok Cepu ini bisa menembus hingga 220 ribu barel per hari melewati produksi minyak dari Blok Rokan.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahju Wibowo mengatakan menurunnya produksi minyak di Blok Cepu terjadi seiring dengan telah selesainya masa jaya produksi di wilayah ini. Karena itu, supaya penurunan produksinya tidak terlalu cepat maka diperlukan pengeboran sumur di tahun depan.
“Supaya turunnya gak kenceng, kalau turun sudah pasti, supaya gak kenceng, upayanya tahun depan ngebor kita Februari. Rignya sudah mobilisasi di sana ya untuk ngebor clastic, ini lagi mobilisasi dari Indramayu,” kata Wahju di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (12/12/2023).
Selain itu, guna menahan laju penurunan produksi minyak SKK Migas juga mendorong ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) selaku operator untuk memulai mengembangkan lapangan gas. Pasalnya dengan produksi gas yang berlebih, hal itu juga akan berdampak pada produksi minyak KKKS.
“Sekarang lagi dikerjain komersialisasi produksi gas karena EMCL sekarang kenapa produksi gak bisa naik terus, karena begitu produksi dinaikkan gasnya terproduksi juga, kapasitas plant itu dibatasi kapasitas memproses gas, jadi misal proses gas 150, produksi minyak itu dibatasi oleh plantnya itu bisa memproses 150, kalau dinaikkan gasnya kan ada minyak ikutan, bisa naik,” ujarnya.
Ia pun menargetkan fasilitas gas di Blok Cepu dapat on stream pada 2027 mendatang. Meskipun dengan adanya penambahan fasilitas ini tidak menjamin produksi Blok Cepu kembali seperti semula, namun langkah ini cukup penting untuk menahan laju penurunan produksi.
“Ini dalam rangka turunnya begini itu bisa lebih landai. Itu onstream 2027 karena kan membangun apa segala macam,” ujarnya.
Sementara, gas yang dikomersialisasikan ini rencananya sebesar 10 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan akan diserap oleh Pertagas. “Sudah deal, Pertagas, negosiasi sudah dilaksanakan,” katanya. https://cerahkanla.com/