Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara turun tipis setelah naik kencang tiga hari. Harga turun karena impor yang lesu dari Tiongkok dan India berarti lebih rendahnya harga batu bara termal yang diangkut melalui laut di Asia.
Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup di posisi US$ 153,1 per ton atau turun 0,36% pada perdagangan Senin (11/12/2023).
Harga batu bara tertekan setelah China dan India mengurangi permintaan. China sebagai konsumen batu bara terbesar dunia telah memiliki pasokan yang cukup besar. Semakin tingginya pasokan, memungkinkan China untuk membatasi tingkat impornya.
Demikian pula dengan India, S&P Global Commodity Insights memperkirakan pengguna sumber energi kotor terbesar ke-2 ini akan menahan permintaan karena persediaan yang sehat.
Selain itu, penurunan harga minyak mentah diperkirakan juga akan membebani permintaan batubara termal. Berbagai sentimen negatif ini menghapus sentimen positif dari peningkatan permintaan Jepang dan Korea Selatan.
Melansir Reuters, Jepang dan Korea Selatan adalah pembeli utama batubara termal yang terkait dengan Indeks Newcastle, yang menggunakan batubara dengan kandungan energi 6.000 kilokalori per kilogram (kkal/kg) dari Australia sebagai eksportir bahan bakar pembangkit listrik terbesar kedua di dunia.
Platform perdagangan batu bara terkemuka di dunia melaporkan perdagangan kargo fisik berada di harga premium, yang merupakan tanda meningkatnya permintaan.
Keuntungan batubara termal bermutu tinggi terjadi di tengah meningkatnya impor Jepang dan Korea Selatan, karena perusahaan utilitas tampaknya lebih memilih batubara dibandingkan gas alam cair dalam memenuhi permintaan listrik tambahan di musim dingin di wilayah utara.
Jepang, pembeli batubara terbesar ketiga di dunia, akan mengimpor 10,37 juta metrik ton batubara termal pada Desember, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh analis komoditas Kpler. Jumlah ini akan menjadi yang terbesar sejak Maret.
Peningkatan pesat juga terlihat jika membandingkan dengan November sebesar 8,53 juta ton (month to month/mtm) dan hanya sedikit di bawah angka 11,87 juta ton dibanding Desember tahun lalu (year on year/yoy).
Tingkat impor diperkirakan akan lebih besar karena lebih banyak kargo diperkirakan akan tiba sebelum akhir bulan. Impor Jepang dari Australia, yang sebagian besar berupa batu bara kualitas tinggi, kemungkinan akan mencapai 6,87 juta ton pada Desember, dibandingkan 5,5 juta pada bulan November dan merupakan angka tertinggi sejak bulan Februari.
Impor batu bara termal Korea Selatan diperkirakan mencapai 8,59 juta ton pada Desember, dengan data Kpler menunjukkan angka ini akan menjadi yang tertinggi sejak Juli 2021, dan naik 13,8% dari 7,55 juta pada bulan Desember tahun lalu. https://bersiaplah.com/